Minggu, 27 November 2022

Tradisi "Mappasikarawa" Pengantin Adat Suku Bugis

Apa Itu Mappasikarawa?

    Mappasikarawa merupakan tradisi yang tidak terpisahkan dalam perkawinan masyarakat Bugis. Mappasikarawa yaitu menyentuh atau sentuhan bagian yang ada pada diri mempelai wanita yang memiliki makna simbolik. Tradisi tersebut dilakukan setelah ijab kabul kemudian mempelai laki-laki di tuntun masuk ke dalam kamar mempelai wanita untuk melaksanakan tradisi mappasikarawa.

 Tahapan Mappasikarawa

     Kegiatan tradisi mappasikarawa begitu penting dalam perkawinan masyarakat Bugis, karena tradisi mappasikarawa adalah pelengkap dari suatu perkawinan adat Bugis dan tidak terlupakan dari zaman orang tua dahulu hingga sekarang. Ada beberapa tahapan dalam tradisi mappasikarawa.


 Sumber: https://indonesiainside.id/wp-content/uploads/2020/02/a10-6-500x281.jpg

    Tradisi ini dimulai dengan ibu jari kedua pengantin dicelupkan ke dalam mangkuk air yang memiliki beberapa daun. Kemudian tangan kedua pengantin ditempatkan bersebelahan. Setelah itu, masing-masing pengantin pria dan wanita ditemani oleh anggota keluarga yang paling dihormati di keluarga mereka ambil bagian.

    Kedua pihak pengantin pria dan wanita kemudian mencoba untuk menjaga jempol mereka agar berada di atas. Pengantin yang jempolnya di atas dipercaya akan lebih dominan dan memiliki kontrol lebih dalam rumah tangga mereka. Tradisi Mappasikarawa adalah satu prosesi dimana mempelai pria akan memegang beberapa bagian tubuh pasangannya untuk menandakan keduanya sah bersentuhan. Prosesi ini diawali mempelai wanita yang diam di kamar pengantin, dengan penjagaan keluarga wanita di luar kamar.

Makna Filosofi Mappasikarawa

    Makna Mappasikarawa atau prosesi adat Makkarawa atau menyentuh ini ialah sebagai sentuhan yang pertama kalinya dilakukan oleh sang pengantin laki-laki kepada sang pengantin perempuan. Sentuhan tersebut diharuskan untuk menyentuh bagian tubuh istrinya, yakni terutama pertama-tama pada bagian ubun-ubun nya yang maknanya ialah supaya suami tidak diperintah atau diremehkan oleh sang istrinya, lalu dengan menyentuh bagian atas dada sang istri oleh sang suami ialah memiliki maksud dan makna yakni supaya kehidupan pasangan suami istri itu bisa mendatangkan rejeki yang banyak yakni ibaratnya seperti gunung yang besar, tinggi dan menggunung. Lalu pada saat berjabat tangan atau menyentuh ibu jari, maka ini makna dan artinya ialah agar suami istri bisa saling mengerti sehingga tidak akan  muncul pertengkaran atai perselisihan dan seandainya terjadi maka bisa dengan segera untuk saling memaafkan. Prosesi ini memang sarat makna dan penuh pengharapan dan doa.



Sumber : 

https://core.ac.uk/download/pdf/322464476.pdf

https://www.unews.id/lifestyle/pr-2883396857/filosofi-mendalam-tradisi-mappasikarawa-prosesi-pernikahan-adat-bugis


Perkenalkan nama saya Masyita Wahdaniah Rusli, dengan NIM C1D122019 prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Halu Oleo, Artikel ini saya buat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pengan Ilmu Komunikasi.

Dosen Pengampu: IRMAWANTI, M.I.Kom



 

 

 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar