Apa Itu Mappasikarawa?
Mappasikarawa merupakan tradisi yang tidak
terpisahkan dalam perkawinan masyarakat Bugis. Mappasikarawa yaitu menyentuh
atau sentuhan bagian yang ada pada diri mempelai wanita yang memiliki makna
simbolik. Tradisi tersebut dilakukan setelah ijab kabul kemudian mempelai
laki-laki di tuntun masuk ke dalam kamar mempelai wanita untuk melaksanakan
tradisi mappasikarawa.
Tahapan Mappasikarawa
Kegiatan tradisi mappasikarawa begitu penting dalam perkawinan masyarakat Bugis, karena tradisi mappasikarawa adalah pelengkap dari suatu perkawinan adat Bugis dan tidak terlupakan dari zaman orang tua dahulu hingga sekarang. Ada beberapa tahapan dalam tradisi mappasikarawa.
Sumber: https://indonesiainside.id/wp-content/uploads/2020/02/a10-6-500x281.jpg
Tradisi ini dimulai dengan ibu jari kedua pengantin dicelupkan ke dalam mangkuk air yang memiliki beberapa daun. Kemudian tangan kedua pengantin ditempatkan bersebelahan. Setelah itu, masing-masing pengantin pria dan wanita ditemani oleh anggota keluarga yang paling dihormati di keluarga mereka ambil bagian.
Kedua pihak pengantin pria dan wanita kemudian mencoba untuk menjaga jempol mereka agar berada di atas. Pengantin yang jempolnya di atas dipercaya akan lebih dominan dan memiliki kontrol lebih dalam rumah tangga mereka. Tradisi Mappasikarawa adalah satu prosesi dimana mempelai pria akan memegang beberapa bagian tubuh pasangannya untuk menandakan keduanya sah bersentuhan. Prosesi ini diawali mempelai wanita yang diam di kamar pengantin, dengan penjagaan keluarga wanita di luar kamar.
Makna Filosofi Mappasikarawa
Makna Mappasikarawa atau prosesi adat Makkarawa
atau menyentuh ini ialah sebagai sentuhan yang pertama kalinya dilakukan oleh
sang pengantin laki-laki kepada sang pengantin perempuan. Sentuhan tersebut
diharuskan untuk menyentuh bagian tubuh istrinya, yakni terutama pertama-tama
pada bagian ubun-ubun nya yang maknanya ialah supaya suami tidak diperintah
atau diremehkan oleh sang istrinya, lalu dengan menyentuh bagian atas dada sang
istri oleh sang suami ialah memiliki maksud dan makna yakni supaya kehidupan
pasangan suami istri itu bisa mendatangkan rejeki yang banyak yakni ibaratnya
seperti gunung yang besar, tinggi dan menggunung. Lalu pada saat berjabat
tangan atau menyentuh ibu jari, maka ini makna dan artinya ialah agar suami
istri bisa saling mengerti sehingga tidak akan
muncul pertengkaran atai perselisihan dan seandainya terjadi maka bisa
dengan segera untuk saling memaafkan. Prosesi ini memang sarat makna dan penuh
pengharapan dan doa.
Sumber :
https://core.ac.uk/download/pdf/322464476.pdf
https://www.unews.id/lifestyle/pr-2883396857/filosofi-mendalam-tradisi-mappasikarawa-prosesi-pernikahan-adat-bugis
Perkenalkan nama saya Masyita Wahdaniah Rusli, dengan NIM C1D122019 prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Halu Oleo, Artikel ini saya buat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pengan Ilmu Komunikasi.
Dosen Pengampu: IRMAWANTI, M.I.Kom

Tidak ada komentar:
Posting Komentar